Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

Rabu, 11 Februari 2015

Jenggot yang bergelantung Fitnah

(foto : jenggot wahabi)
Ada beberapa hadist Nabi SAW terkait perintah untuk memelihara jenggot seperti “muliakanlah jenggot kalian”, Potonglah kumis kalian dan biarkan jenggot kalian, Biarkanlah jenggot kalian menjadi banyak.

Namun benar pula kelakar kawan saya jika jenggot dari sejak dahulu kala juga di miliki oleh orang-orang kafir. Tarulah Abu lahab, rabbi-rabbi yahudi yang menghukum Isa as dan banyak lagi. Hingga kawan saya pernah berkelakar “engkau berjenggot itu mengikuti Rasulullah atau rabbi yahudi ?”. saya pun tersenyum mendengar kelakar kawan saya ini.

Tadi malam pukul 21:00 wita (11/02/15) saya mengikuti pengajian rutin, dimana saya dan beberapa teman belajar mengaji Al Quran yang baik dan benar. Mempelajari Makhroj, tajwid dan lain-lain. Kegiatan ini dilaksanakan dua minggu sekali kepada seorang ustadz muda yang menurut saya sangat berbakat dan pandai mengaji. Yang namanya ustadz pun juga memiliki jenggot. Jenggotnya sudah cukup panjang walaupun kurang lebat. Mungkin karena masih muda.

Seperti biasa sebelum majlis di mulai terlebih dahulu ustadz kami memberikan wejangan terkait agama islam. Mulai dari aqidah, ibadah dan terkadang akhlak. Wejangan kali ini di awali dengan membahas keutamaan bagi mereka yang sering menghadiri majlis ilmu. Mulailah di ceritakan pula kisah-kisah perjuangan para sahabat ustadz ini ketika menuntut ilmu agama pada murabbinya. Dimana para sahabatnya rela untuk berjalan kaki hingga berjam-jam hanya untuk menghadiri majlis ilmu yang diselenggarakan oleh Halaqah dimana ustadz kami ini berasal. Mungkin maksud ustadz kami menceritakan kisah ini agar kiranya saya bersama sahabat saya yang hadir dalam pengajian tersebut tidak jenuh dalam mempelajari ilmu. Terutama ilmu agama.

Setelah menjelaskan keutamaan ilmu secara panjang lebar, dengan mengutip beberapa buah hadits Rasulullah SAW, beliau lalu menjelaskan aliran-aliran sesat dan sekaligus musuh islam. Salah satu aliran sesat itu menurut ulama ustadz kami ini adalah Syiah.

Di katakana oleh ustadz kami bahwa syiah adalah ajaran sesat dalam  islam. Dan syiah bukan bagian dari islam. Tetapi berasal dari yahudi. Saya pun tertegun dan sekaligus penasaran apa kiranya dasar ustadz yang kami hargai ini mengeluarkan vonis yang begitu tajam dan menyakitkan ini. Menyakitkan karena saya sedang gandrungnya mempelajari Islam Syiah. Yah, boleh dikata saya juga telah menjadi Muslim syiah.

Sang ustadz kembali menlanjutkan dengan tak kala seriusnya. Jika beliau pernah membaca sebuah media (walaupun tak disebutkan nama media dan tanggal terbit) dimana di media tersebut Ustadz dan cendikiawan dari mazhab syiah KH. Jallaludin Rakhmat atau biasa di sapa Kang Jalal mengatakan. Lebih tepatnya mengancam jika Indonesia akan di jadikan suriah kedua. Kita semua tahu jika di Suriah saat ini sedang kacau balau salah satunya terjadinya perang saudara sesama Muslim dan melawan Negara islam irak dan suriah (NIIS).

Saya pun jadi bersedih mendengar ucapan ustadz kami ini, karena saya tahu persis jika cerita beliau mengenai Kang Jalal semuanya fitnah. Karena kang jalal adalah cendikiawan sekaligus ulama Muslim Syiah yang paling getol menyuarakan ukhwah antara syiah dan sunni. Dan Kang Jalal juga untuk perdamaian dan toleransi antara sunni dan syiah beliau sudah menulis sebuah buku yang berjudul Dahulukan Akhlak di atas Fikih yang di terbitkan oleh Mizan pada juni 2007 dan di cetak kembali pada bulan oktober pada tahun yang sama. Kang jalal juga selalu aktif dalam menciptakan hubungan harmonis antara syiah dan sunni, bahkan sesame umat beragama. Islam dan non islam.

Salah satu bukti kecil bahwa kang jalal cinta dengan perdamaian sunni-syiah, pada pengantar edisi revisi  buku Dahulukan Akhlak di Atas fikih, kang Jalal banyak menyebutkan beberapa muktamar perdamaian Sunni-syiah yang pernah terjadi. Mulai dari deklarasi Makkah, dimana tokoh-tokoh sunni-syiah Irak bertanda tangan untuk menghentikan segala bentuk perpecahan dan peperangan antara sunni dan syiah. Lebih dari sekedar bercerita tentang usaha mewujudkan perdamaian sunni dan syiah kang jalal juga pernah terlibat langsung pada kegiatan yang sama. Tepatnya pada 3-4 April 2007 di  Istana presiden bogor para peserta konferensi international pemimpin islam untuk rekonsiliasi irak dan bertekad untuk mewujudkan rekonsiliasi sacara penuh bangsa muslim irak dengan mempromosikan islam sebagai rahmatan lil’alamin (Jalalludin Rakhmat, 2007:18)

Kembali kepada ustadz kami, beliau kemudian melanjutkan vonis sepihaknya terhadap muslim syiah dengan mengatakan bahwa “sekejam-kejam yahudi lebih kejam lagi syiah”. Sungguh ucapan ini seharusnya tak layak keluar mulut ustadz ini. Mungkin ustadz kami tidak sama sekali mengetahui bahwa beberapa hari yang lalu tepatnya 28 Januari 2015 pasukan Islam Syiah Hizbullah Lebanon telah menyerang rombongan pasukan Israel di daerah Sheba Lebanon. Dimana pada penyerangan tersebut menewaskan 2 tentara Israel dan melukai belasan orang. Penyergapan ini sendiri adalah sebagai balasan terhadap terbunuhnya jenderal Iran dan anggota hizbullah di wilayah quinetra suriah sebelumnya (kompas.com /2015/01/29).

Dan yang paling menyedihkan, wejangan dari ustadz kami, ketika beliau bercerita “beberapa bulan yang lalu salah satu ulama syiah kenamaan iran (tanpa menyebut nama) melakukan perjalanan safar untuk berdakwah. Sampai beliau menginap di salah satu rumah seorang syiah juga dan ketika beliau hendak makan malam, ulama syiah iran ini melihat anak dari pemilik rumah, seorang anak perempuan yang baru berumur 5 tahun. Ulama iran ini pun langsung meminta kepada orang tua anak tersebut agar di izinkan untuk melakukan nikah mut’ah terhadap sang anak. Dan dalam cerita ustadz ini kedua orang tua anak ini mengizinkan untuk di nikahi oleh ulama iran ini. Karena dalam ajaran syiah, di bolehkan –naudzubillah- menikahi dan berhubungan dengan anak kecil walau hanya maaf sebatas menggosokan kemaluan pada sang anak. Lanjut lagi, ustadz ini bercerita tentang ajaran nikah mut’ah dalam syiah, bahwa banyak pelajar Indonesia di iran yang bergilir dan di gilir nikah mut’ah di iran. Walaupun sudah bersuami istrinya kadang menikah mut’ah juga dengan lelaki lain. Bahkan bergonta-ganti setiap malam.

Jelas ini adalah fitnah yang sangat keji. Demikian hati saya berguman, karena sepanjang membaca literatur syiah tidak ada ajaran menikahi anak kecil, bergonta-ganti pasangan, dan menikahi seorang wanita yang telah bersuami. Untuk mempelajari hukum nikah Mut’ah dan syarat-syaratnya silahkan merujuk pada buku karya Prof. Qurais Shihab, penulis tafsir Al Misbah yang berjudul perempuan. Di buku ini walaupun tidak di jelaskan secara terperinci mengenai nikah mut’ah tetapi cukup bagi sekedar pengetahuan awal. Yang pasti tidak ada ajaran keji sebagaimana yang di fitnahkan oleh ustadz kami tadi. Mungkin yang di maksud oleh ustadz kami ini adalah kedatangan Ayatullah A’rafi, dimana beliau di undang untuk menjadi pemateri pada seminar internasional yang bertajuk “islamisasi sains”. Beliau juga sempat menggelar pertemuan dengan ulama Ahlus Sunnah di Hotel kristal Jakarta. Dan sempat juga mengunjugi H Noer Muhammad Iskandar SQ, pendiri Pesantren Ash-Shidiqiyah yang tengah dirawat di rumah sakit (liputanislam.com).

Terakhir ustadz  kami menutup wejangan ‘hitam’ –nya dengan menjelaskan ajaran taqiyah dalam syiah. Bahwa taqiyah disamakan dengan berdusta. Maka para muslim syiah di bolehkan berdusta dan masuk sebagai salah satu ajaranya. Tentunya, sekali lagi kata-kata ustadz kami ini adalah juga fitnah. Ia tidak memiliki pemahaman sedikitpun terkait konsep taqiyah dalam Syiah.

Taqiyah menurut Allamah Thabataba’I dalam bukunya Islam Shia adalah suatu kondisi dimana seseorang menyembunyikan agamanyanyaatau amalan tertentu agamanya dalam situasi yang akan menimbulkan bahaya sebagai akibat dari tindakan dari orang-orang yang menentang agamanya atau amalan agamanya (Tim Ahlulbait Indonesia, 2014:188)

Thabatabha’I juga memberikan dalil nash yaitu surat Al Nahl :106, yang artinya Barang siapa kafir setelah beriman, kecuali orang-orang yang di paksa sedangkan hatinya tetap beriman; tetapi barang siapa yang tetap teguh dalam kekafiranya murka Allah menimpanya dan bagi mereka siksaan yang pedih (QS. Al Nahl:106). Ayat ini, baik ulama sunni maupun syiah sepakat, berkenaan dengan ketika orang kafir mekah memenjarakan beberapa orang muslim dan menganiaya mereka. Memaksa untuk meninggalkan islam. Di antara kelompok orang tersebut terdapat sahabat Rasulullah Ammar ibn yasir, ayahnya dan ibunya. Ammar menghindari diri dari penyiksaan dan kematian dengan berpura-pura menerima tuhan berhala. Kemudian setelah itu secara diam-diam ia keluar dari Makkah dan ke madinah menemui Rasulullah SAW untuk mempertanyakan perbuatanya. Kemudian Nabi SAW berkata bahwa kewajibanya apa yang telah ia lakukan.

Contoh mengenai taqiyah ini sesungguhnya cukup banyak. Salah satu mengenai kisah tentang salah satu sayidattun nisa’ atau salah satu wanita mulia yaitu aliyah istri fir’aun. Aliyah adalah seorang muslim dan kemuslimannya tidak di ketahui oleh siapapun bahkan suaminya sendiri.

Tentu menjadi jelas bahwa sesungguhnya ucapan ustadz kami adalah seluruhnya fitnah dan berpotensi besar menyulut kekacauan. Tetapi apakah ustadz ini sengaja atau tidak yang pasti semuanya fitnah. Walalupun ustadz kami ini kelihatan wara’ dan alim, dengan pakaian muslim kemana-mana, dan juga berjenggot ternyata tak menghalangi untuk berkata fitnah. Sampai saya perlahan melirik jenggot sang ustadz dan seolah helai demi helai bergelantung fitnah. Saya pun tidak mengetahui secara pasti aliran apa ustadz kami. Tetapi dalam beberapa ucapanya ia mengutip dan menyebut beberapa kali ulama Ibn Baz. Salah satu ulama utamadan rujukan  wahabi. Besar kemungkinnya ustadz kami adalah seorang penganut Mazhab Wahabi, sebutan untuk pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab kata Hamid Algar dalam bukunya Wahhabisme,

“Wahhabisme menjadi paham resmi Arab Saudi yang kemudian berkat dana minya, di sebarkan keseluruh dunia. Para pendukungnya menekankan pentingnya tauhid,salah satu eksesnya adalah pemurnian islam dari apa yang mereka sebut syirik.karena fanatisme tinggi para pendukungnya, pada titik tertentu mereka menerapkan takfir (peng-kafi-ran) atas kaum muslim lain”, tulis Ihsan Ali-Fauzi pada Tempo, 25/02/2010.

Hingga selesai pengajian, saya pun selalu berpikir. Apakah saya hendak berhenti belajar mengaji sama ustadz kami atau lanjut. Pilihan yang cukup sulit bagi saya yang ingin belajar islam yang Rahmatan lil ‘alamin. Kesimpulan sementara saya adalah akan tetap lanjut belajar mengaji pada ustadz kami ini namun dengan catatan akan menutup telinga dengan fitnah-fitnah yang ada sembari mencari ustadz-ustadz lain yang lebih toleran dan tanpa ajaran fitnah.

Sabtu, 07 Februari 2015

Agama itu Rokok

(foto : Ilustrasi)

Agama itu Rokok, mungkinkah seperti itu ?, bisa jadi. Rokok bagi sebagian orang adalah sarana untuk menghilangkan stress atau masalah. Paling tidak untuk beberapa detik. Bagi perokok berat, jika kebutuhan merokok tidak terlaksana sungguh sangat menggelisahkan, bagai cacing kepanasan. Padahal pada bungkus atau setiap iklan rokok selalu terpampang peringatan jika merokok menyebabkan kangker dan penyakit ganas lainya. Tetapi iklan yang seperti itu tak juga mengurangi jumlah perokok justru menjadi tantangan tersendiri bagi perokok untuk menikmati batang demi batang rokoknya..

Kembali kepada persoalan agama. Yang pada tulisan ini disamakan dengan rokok. Memangnya rokok juga adalah tuhan ? yang pasti itu tidak mungkin alias mustahil. Lalu dimana korelasinya ?


Karl Marx menyebutkan bahwa agama adalah candu masyarakat. Ibarat candu, agama hanya membius masyarakat untuk waktu yang sementara dengan kenikmatan yang temporer dan menghilangkan kesadaran sesungguhnya sebagai seorang manusia.

Menurut Marx agama adalah candu yang mengaburkan kesadaran kelas dari masyarakat bahwa masyarakat yang seharusnya memperjuangkan hak-hak kelasnya sebagai kaum tertindas atau kaum proletar malah oleh agama di ajarkan agar masyarakat menerima ketertindasan itu sebagai takdir yang telah di tentukan oleh tuhan yang menguasai setiap helaan nafas manusia. Manusia harus bersyukur walaupun penderitaan selalu menemani perjalanan hidupnya. Jika berani menentang takdir berarti pula sama saja dengan menentang tuhan dan konskwensinya adalah dosa dan tempatnya adalah neraka.

Marx menilai bahwa agama adalah rekayasa yang di buat oleh para borjuasi (kaun penindas) untuk meninabobokan masyarakat proletar sehingga bisa di eksploitasi sekehendak hati oleh para borjuasi.

Para kaum borjuis melahirkan banyak konsep keagamaan, seni, ideology dengan berbagai bentuk doktrin untuk merenggut kesadaran manusia. Sehingga manusia menjadi teralienasi dari kemanusiaanya.

(Foto : Karl Marx)
Contohnya, manusia di ajarkan keselamatan di akhirat, kebahagiaan di dunia lain yang tak tergapai dan  tak terbayangkan. Jadi penderitaan di dunia materi ini akan mendapatkan kebahagiaan yang setimpal di akhirat kelak. Tetapi dengan catatan bahwa manusia tersebut harus menanggung dan menerima penderitaan dengan sabar dan tabah.

Konsep seperti menurut Marx adalah seperti candu yang membuat masyarakat terbuai. Sehingga tidak lagi peka terhadap realitas sosialnya yang begitu mengekang dan mengeksploitasnya.

Walaupun teori Marx tentang agama ini sudah usang tetapi pada beberapa bagian masih memiliki relevansi dengan beberapa konsep keberagamaan yang di anut oleh sebagian masyarakat serta dalam hubunganya dengan realitas social . Ada sebagian atau sekelompok masyarakat hanya menjadikan agama sebagai candu. Dengan dalih demi kepentingan akhirat yang lebih afdal masyarakat tersebut lupa akan berbagai bentuk ketidakadilan yang melingkupinya. Melihat kemiskinan semata-mata hanya dari kacamata agama yang berarti itu adalah ujian. Melupakan sisi lain yakni kemiskinan tersebut akibat ketimpangan system. Kemunafikan penguasa. Korupnya para pemimpin. Bahkan beberapa agama  melihat pemimpin bagaikan perpanjangan tangan tuhan dalam mengelola umat. Apalagi para agamawan pandir sudah berdiri di samping penguasa dengan berbagai hujjah yang menguatkan sekaligus memuakan.

Tak jarang memang agama itu seperti candu. Dimana candu ada dalam rokok. Maka agama bisa jadi adalah rokok.

Jumat, 06 Februari 2015

Kesetiaan Hachiko

(Foto : Hachiko dan Dr. Ishabura)
Salah satu kisah yang paling menarik mengenai hubungan hewan dengan manusia adalah kisah mengenai seekor anjing yang bernama hachi. Kisah hachi telah di Filmkan oleh rumah produksi Hollywood Stage 6 Films dan Inferno production. Film ini di bintangi oleh Richard Gere, Joan Allen dan sarah roemer.



Hachiko adalah seekor anjing yang lahir di odate jepang pada tahun 1923. Tuanya adalah Dr. Isabura Ueno, Profesor di Universitas Tokyo yang meninggal mei 1925. Hachi dating dan duduk di stasium shibuya setiap harinya selama Sembilan tahun untuk menunggu tuanya yang telah meninggal dunia. Suatu peristiwa yang didak mampu di ketahui dan di pahaminya sebagai seekor anjing. Hal itu telah biasa di lakukan hachi saat Dr. Isabura masih hidup. Ketika Dr. Isabura masih hidup Hachi selalu menunggunya dengan setia dengan duduk di sebuah taman depan pintu masuk stasiun. Pintu yang selalu di lalui oleh Dr. Isabura saat pergi dan pulang mengajar. Pada saat itu tanpa di duga Dr. isabura meninggal dunia dalam ruangan mengajarnya saat membawakan materi kuliah. Dr. Isabura mengalami pendarahan otak fatal.

Hachi yang sudah terbiasa setiap hari mengantar dan menjemput tuanya di Stasiun kereta api Shibuya, membuatnya terus menunggu setiap hari selama 9 tahun lamanya. Dengan harapan mendapati tuanya kembali memeluknya. Tetapi karena waktu tak mungkin di putar kembali dan tuanya telah tiada untuk selama-lamanya, Penungguan hachi pun tak kunjung selesai hingga Hachi menua dan meninggal di tempat penungguannya. penungguan Hachi saat itu menarik perhatian masyarakat sekitar. Bahkan kisah hachi tersebut sempat di muat di salah satu media. membuat Hachi menjadi terkenal bukan saja masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat lain yang rela mengirimkan uang untuk biaya makan dan perawatan hachi selama dalam penungguan panjangnya.

Hachi sesungguhnya sudah di wariskan kepada anak perempuan Dr. Isabura yang baru saja  memberikannya cucu. Akan tetapi hachi lebih senang pergi dari tuan barunya itu dan memilih tinggal di bawah gerbong kereta api yang telah rusak.

Setiap hari hachi selalu pergi di depan pintu stasiun untuk menunggu tuanya. Karena tinggal berdekatan dengan rel kereta api maka setiap ada kereta yang datang ia akan selalu kembali berlari dan kembali menunggu. Mengira itulah kereta yang akan membawa tuanya kembali pulang. Tanpa lelah hachi duduk di taman di hadapan stasiun dengan mata selalu memandangi orang-orang yang keluar masuk stasiun. Walaupun musim hujan dan salju hachi selalu tetap menunggu dan menunggu. Hingga Sembilan tahun lamanya dan ia mati di tempat penungguanya.

(Foto : hachiko)

Kisah ini walaupun hanya kisah tentang seeekor anjing acika namun cukup memilukan. Kesetiaan dan kasih sayang yang di tunjukan oleh hachi mengetuk ruang iba bagi yang mendengarnya.

Hachi boleh jadi hanya seekor anjing yang memiliki kesadaran yang sederhana sebatas kesadaran hewaniah. Tetapi kesetiaannya menunggu hingga waktu Sembilan tahun lamanya adalah sisi lain yang dapat menjadi pelajaran bagi seluruh mahluk di alam semesta ini.

Kesetiaan di zaman modern sudah menjadi barang usang. Yang hanya di miliki oleh segelintir pribadi saja. Pengkhianatan menjadi sesuatu yang lazim. pemerintah selalu tampil mengelabui rakyat. Perselingkuhan menjadi trend dalam menjalin hubungan. Bukankah ada satu pepatah yang mengatakan ambilah kebenaran walau berasal dari mulut buaya. Demikian pula kisa hachi ini bisa menjadi pelajaran penting bagi yang menginginkanya.

Dalam literature Tassawuf  (irfan) kita mengenal teori pembagian kosmos (alam) menjadi dua yaitu makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos adalah alam di luar manusia yang secara kuantitas lebih besar dari manusia. Sedangkan mikrokosmos adalah manusia itu sendiri yang secara kualitas lebih tinggi dari selainya. Beberapa ahli irfan seperti Ibn Arabi menyebut manusia sebagai Kawn Jami’ atau ciptaan yang memiliki kesempurnaan seluruh unsur. Walaupun ini masih sebatas potensialitas semata. Tetapi dapat di kembangkan lebih jauh melampaui seluruh makhluk lainya.

Begitu pula kesetiaan yang di miliki hachi. Jauh dalam wujud potensialitas manusia. Manusia memiliki berkali-kali lipat dari kesetiaan yang dimiliki oleh hachi. Tetapi yang namanya potensi tentunya masih perlu di aktualisasikan. Jika hachi menunggu selama 9 tahun karena ia adalah seekor anjing . Minimal manusia bisa belajar sedikit saja. Agar tangisan dan kesedihan serta amarah yang di akibatkan pengkhiatan, kemunafikan, perselingkuhan dan berbagai tragedy lain yang di akibatkan tiadanya sifat setia antara sesama manusia bisa tereliminir dalam kehidupan kita sehari-hari.

(Foto : Patung Hachiko di satasiun Shibuya)
Sekali lagi hachi hanya seekor anjing acika jepang. Tetapi kesetiaanya telah menggugah setiap pemilik hati memiliki cinta dan kasih sayang. 

Kamis, 05 Februari 2015

Pemuda dalam pandangan Imam Khomeini


Imam Khomeini, arsitek sekaligus penarik gerbong revolusi Islam iran. Di kala eropa tengah bertahta pemikiran Karl Marx bahwa agama adalah candu. Maka Imam Khomeini meruntuhkan teori murahan itu dengan menggerakan revolusinya dengan semangat Islam. Dan ini adalah satu-satunya revolusi yang berlandaskan agama di zaman modern.

Imam Khomeini pernah membuat risau para liberalis materialistic, para sekularis ateistik, dengan fatwa dan sayembaranya mengenai hukuman mati untuk Salman Rusdi, penulis novel ayat-ayat setan, novel yang menghina Rasulullah SAW.

Bagaimana pemuda dalam pandangan Imam Khomeini ?. imam Khomeini mengatakan bahwa usia muda adalah nikmat. “kalian sekarang, dengan nikmat yang ada, pada kalian ada nikmat kepemudaan, maka ketahuilah kadarnya, dan jangan sia-sia kan nikmat ini.

Nasehat imam Khomeini begitu terasa relevan pada saat ini. Ketika pemuda hanya menjadi benalu peradaban, pola pikirnya terdistorsi oleh nilai materialisme yang di usung oleh peradaban kapitalisme dan ikut terpola oleh desain para cukong kapitalis agar pemuda hanya menjadi konsumen pemikiran kotor yang lemah. Tak ayal, pemuda telah menjadi pasar bagi para kapitalis.

Di kesempatan lain imam Khomeini mengatakan “mereka (pemuda) adalah modal dan logistic ilahiyah yang besar, bunga yang semerbak wangi dan potensi dunia islam”. Ban beliau mengingatkan “persiapkanlah diri kalian untuk perjuangan besar secara ilmiah dan amaliah sehingga dapat mencapai tujuan revolusi islam yang tinggi”.

Pemuda bukan saja potensi untuk mencapai peradaban duniawi tetapi juga ukhrawi. Disisi lain, menuntut ilmu di segala bidang dan berkontribusi serta terlibat dalam membangun bangsa dan Negara dengan semangat idealisme yang tinggi adalah sikap pemuda yang semestinya.

Imam Khomeini mengajak pemuda meningkatkan kapasitas intelektual untuk menjadi benteng peradaban islam yang hakiki yang berani melawan penjajah asing yang bertolak belakang dengan nilai luhur Islam dan kemanusian dengan memanfaatkan segala potensi dan berbagai fasilitas atau sarana baik tulisan, syair, buku atau apapun yang dapat meningkatkan intelektual masyarakat dan tak boleh lalai dalam kewajiban ini.

Ketika pemuda masa kini cenderung mengabaikan agama, menganggap agama hanya barang usang warisan kaum tua, ketika umat islam terpecah belah dan menjadi alas kaki peradaban barat yang angkuh,  sang imam mengatakan , “ketika masa muda masa muda berjalan, janganlah berpikir bahwa kalian  akan meninggalkan ibadah dan kemudian mendapatkanya di akhir umur, di akhir umur orang tidak dapat beribadah, tidak juga memiliki kemampuan berpikir yang kuat untuk menangkap suatu hal.

Ketika dunia saat ini tampak beragam parade ketidakadilan yang merupakan buah dari kepeminpinan pandir, yang mempertontonkan drama penindasan yang seolah rasional. Dimana akhirnya selalu saja dapat di tebak yaitu kesenjangan atau jurang si kaya dan simiskin semakin menganga, sang Imam mengatakan dengan tegas “wahai pemuda yang kumuliakan, bawalah Al Quran di satu tangan dan senjata di tangan yang lain, pertahankan kemuliaan dan harga diri kalian sehingga mereka tidak akan berpikir lagi untuk dapat menguasai kalian. Bersikap kasih sayanglah terhadap saudaramu, jangan sia-sia kan pengorbanan mereka padamu. Pahami apa yang ada di dunia sekarang ini yaitu dunia mustadh’afin (ketertindasan), dengan cepat dan segera mereka akan menang, mereka adalah pewaris dunia dan memerintah dengan perintah Allah”.

Islam, ilmu dan Amal merupakan trilogy perjuangan beliau. Walaupun beliau ulama tetapi Imam Khomeini tidak pernah membatasi perjuanganya hanya dengan berdiri di atas mimbar tetapi hadir di tengah masyarakat dan menggerakan masyarakat menjemput perubahan. Ini bisa menjadi autokritik bagi banyak penganjur agama saat ini yang hanya membatasi diri pada ruang perbaikan iman saja dan luput dari masalah social kongkrit yang di hadapi masyarakat sehingga menyebabkan agama seolah menjadi pelarian untuk menenangkan diri dari carut marut masalah social disisi lain membuat agama kurang bergairah untuk di nikmati.

*disarikan dari majalah MITSAL