Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

Kamis, 11 September 2014

Jika Cinta Telah Pudar




Cinta lahir selalu bersama keindahan. Tanpa keindahan cinta tak akan bermakna. Karena keindahan jiwa memberikan pengakuan,  peleburan dan penyatuan. Itulah cinta. Pengakuan dan peleburan akan keindahan sesuatu wujud.  wujud materi maupun non materi.

Keindahan ada dua, material dan non material. Keindahan material seperti kecantikan, ketampanan, harta dan kekuasaan. sedangkan keindahan non material seperti, Tuhan, ilmu, spritualitas dan kepribadian luhur. 

Seseorang yang totalitas cintanya di persembahkan pada keindahan material maka pada suatu saat cinta tersebut akan terasa hambar dan pudar. Material memiliki ukuran ruang dan waktu. yang bercirikan batas-batas kesempurnaan. Luluh oleh hukum natural yang mekanis. Olehnya itu cinta pada keindahan material adalah terbatas pula oleh ruang dan waktu. suatu saat kecantikan akan berubah keriput. Harta akan termakan oleh zaman. Kekuasaan akan berakhir seiring dengan uzurnya jasad. Mati, cinta pun akan hancur dan usang. 

Maka jiwa-jiwa yang seluruh hasratnya memuja keindahan material. Suatu saat dan pasti akan kecewa, merana dan berakhir. Seorang lelaki yang mencintai wanita karena kemulusan kulit, hitamnya rambut, atau kemolekan tubuh dan kecantikan paras. Yakinlah, bahwa mulus akan berganti  keriput, rambut akan memutih oleh uban, paras akan menua dan jasad akan membungkuk.

Pada saat-saat seperti inilah, jiwa tak akan lagi mencinta seperti dahulu. Jiwa akan bosan dan merana. Tidak jarang jiwa-jiwa ini akan mencari ganti. Disitulah selingkuh biasa terjadi. Rumah tangga menjadi goyah. Dan perlahan hancur berkeping-keping.

Lain halnya ketika totalitas cinta di tujukan pada keindahan non material. Yang tentu tak terbatas oleh anasir-anasir ruang dan waktu. apakah itu keriput, usia, dan lain-lain. Sehingga cinta akan tetap mendapatkan gairahnya. Karena semakin dalam diselami, seperti cinta pada Tuhan, Ilmu, keluhuran budi, maka gairah cinta pun semakin membara. Semakin haus dan haus lagi. Tak akan ada batas waktu dimana kebosanan dan kejenuan datang menghampiri. Karena memang tak terbatas dalamnya. Tak terukur tingginya. Tak terkira manisnya.



Yang menjadi soal adalah kadang cinta itu, walaupun pada non materi, mengalami pasang surut. Senantiasa berfluktuasi. Hal seperti ini dipengaruhi oleh banyak faktor, bisa lingkungan atau pergaulan, pola hidup, apalagi sekarang trend konsumerisme. Lewat iklan kita dicekcoki dengan berbagai produk material. Perlahan-lahan mereduksi kecendrungan pada cinta non materi. Butuh jiwa yang cerdas, iman dan prinsip kuat untuk dapat selalu menjaga kualitas cinta kita.

Jika pasang surut kualitas cinta terjadi pada jiwa kita. Maka kita harus senantiasa memohon Rakhmat Cinta dari sang Maha Cinta yang memiliki rakhmat cinta tak terbatas dan tak terhingga. Dialah Tuhan sekalian Alam. Karena Rakhmat cinta-Nya hingga bumi tetap setia pada porosnya mengelilingi matahari tanpa lelah. Karena manifestafi cinta-Nya hingga manusia menjadi Khalifah-Nya. Karena cinta-Nya pula segala makhluk dan ciptaan ini ada. 

Bersimpulah pada-Nya dengan segenap cinta yang engkau miliki untuk memohon hujan cinta dari kemurahan-Nya. Teteskanlah air mata kesedihan ketika menghadap sang pemilik cinta sejati demi mengharapkan tetes air mata kebahagiaan. 

Yaa Allah sang maha pemilik cinta sejati

Limpahkan Rakhmat cinta-Mu kepada aku dan dia

Dalam diam, dalam gerak ku 

Dalam sedih, dalam duka ku

Dalam duduk, dalam laku ku

Yaa Allah asal cinta segala cinta

Jadikanlah dia, dengan cinta-Mu, sebagai sayap ku untuk terbang menghadap-Mu

Jadikanlah aku tangganya untuk menapaki jejak suci Cinta-Mu

Yaa Allah yaa Tuhanku. 

Cintaku adalah Cinta-Mu, teteskanlah Cinta-Mu pada jiwaku yang kering

Karena hanya dengan cinta-Mu aku dapat menggapai-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar