Dewasa ini, seiring menguatnya arus materialisasi kehidupan
di segala aspek, telah menjadikan manusia menjadi sangat menghargai dan
mengedepankan sisi lahiriah dan meninggalkan sisi rohani yang lebih utama.
Begitu pula halnya dalam urusan cinta. Cinta kini telah
terukur oleh bingkai materialisme yang sangat terbatas oleh ruang dan waktu.
cinta hanya sebatas nilai lahiriah semata. bukan lagi cinta, yang bukan saja
menyejukan mata tapi juga menyejukan jiwa.
Cinta dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu cinta empiris
dan cinta rasional. Cinta empiris adalah cinta yang hadir akibat
pengaruh-pengaruh keindahan yang berupa keindahan fisik semata. contoh cinta
manusia kepada harta atau cinta seseorang kepada seorang wanita atau lelaki
yang hanya memandang sisi fisik semata. seperti tampan, cantik, putih, tinggi
dan lain-lain.
Sedangkan cinta rasional adalah cinta yang memandang indah
pada kecerdasan, kejujuran, kebaikan kepribadian yang luhur, kesalehan, yang
tak terikat oleh ukuran-ukuran material. Olehnya itu, karena tak terikat dengan
faktor-faktor material, maka tak memiliki batas ruang dan waktu.
Seseorang yang cenderung kepada cinta empiris maka pasti
akan cepat ditemui oleh kebosanan. Salah satu hukum material adalah terbatas
oleh ruang dan waktu, sehingga mencintai hal-hal yang lebih material maka suatu
saat keindahanya bisa berkurang atau rusak. Contoh kecantikan pasti akan
termakan pula oleh usia hingga menjadi keriput adanya. Jika sudah keriput maka
cinta pun akan berkurang. Dan perlahan-lahan menghilang.
Lain halnya dengan cinta rasional. Ia bersifat non material
yang tak termakan oleh hukum-hukum material. Kecerdasaan, kesalehan, kejujuran,
kebaikan tak akan pernah keriput atau menua. Kepribadian yang luhur akan
menjadi lebih muncul ketika usia tambah menua. Sehingga apabila totalitas cinta
kita letakan pada cinta rasional maka kita tak akan pernah bosan malah cinta
kita semakin tumbuh dan berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar