Salah satu
doktrin utama dalam agama samawi, khususnya agama islam adalah keberadaan alam
lain yang menjadi tempat manusia setelah mengalami kematian. Setelah terjadi
kiamat manusia akan dibangkitkan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama
berada di dunia. Itulah disebut dengan akhirat. Tetapi adakah yang dinamakan
alam akhirat itu, banyak pemikir, filsuf, dan para saintis yang tegas menolak
asumsi itu. Apalagi kepada mereka yang menggunakan epistemologi semata inderawi
atau empiris. Karena menurut kaum empiristis yang mensyaratkan sebuah ilmu
melalui observasi, maka hal-hal yang tidak dapat di observasi akan di masukan
dalam kategori khayal atau tidak ada (nothing). Demikian pula dengan ide-ide
semacam hari akhir, banyak ilmuwan yang mengikari ini karena tidak dapat di
observasi.
Sedangkan
oleh pemikir, teolog, dan filsuf muslim, ketika mendengar keberatan-keberatan
atau sanggahan-sanggahan yang diajukan oleh pemikir empiris tersebut juga tidak
tinggal diam, mereka para filsuf dan teolog muslim membangun argumentasi
rasional yang kukuh, dengan aksioma-aksioma yang rasional untuk mendukung
dokrin hari akhir.
Para filsuf
muslim, dalam memberikan dalil atau argumen, sebelumnya terlebih dahulu
membaginya dalam tiga bentuk argumen, sesuai dengan hakikat wujud dari sebuah
subyek pembahasan. Ketiga argumen tersebut adalah (1) Argumen empiris,
terkhusus hal-hal yang dapat di inderawi. (2) argumen scriptual, berargumen
dengan kitab-kitab, semisal kitab Al Quran. (3) argumen rasional, argumen yang
menggunakan kaidah-kaidah berpikir rasional logis, membangun aksioma-aksioma
dari prinsip-prinsip dasar prima prinsipia dan sebab-akibat (kausalitas).
Terkait
subyek pembahasan hari akhir tentu bukan domain dari empirisme karena bukan
ujud materi sehingga tidak mungkin dapat di observasi. Begitu pula menggunakan
kitab-kitab sebagai bukti adanya hari akhir juga lemah karena doktrin itu
berasal dari kitab, olehnya itu tidak elok jika kitab membenarkan dirinya
sendiri. Sehingga memberikan bukti akan adanya hari akhir harus melalui metode
argumen rasional yaitu dengan kaidah-kaidah rasional.
Salah satu
filsuf muslim yang membahas subyek hari akhir adalah Mulla Sadra. Jawadi amuli
yang merupakan komentator ulung mulla sadra saat ini mengumpulkan beberapa
argumen hari akhir yang diperoleh dari kitab-kitab Mulla sadra. Argumen hari
akhir menurut Mulla sadra via Jawadi amuli ada enam argumen rasional. Yaitu
sebagai berikut; (1) Argumentasi gerakan dan tujuan, (2) Argumentasi Hikmah,
(3) Argumentasi Rahmat, (3) argumentasi hakikat, (4) argumentasi keadilan, (5)
argumentasi transendensi ruh, (6) argumentasi kerinduan dan kehidupan abadi.
Berikut kami
akan coba membahas satu argumen hari akhir di atas, yaitu argumen keadilan,
sebagai berikut; Allah SWT memiliki sifat adil yang menunjukan bahwa Allah SWT
tidak akan berbuat zalim. Di alam manusia kita menyaksikan banyak sekali
terjadi penindasan, keserahkahan , dan perbuatan jahat lainya. Yang berbuat
jahat, serakah, menindas itu kebanyakan belum mendapatkan ganjaran dan
balasanya di alam dunia ini, olehnya itu karena adanya sifat adil Allah SWT,
menunjukan adanya alam lain dimana keadilan Allah SWT akan terjewantah, dimana
semua mahluk akan mendapatkan keadilan dan alam tersebut tiada lain adalah alam
akhirat.
Untuk
pembahasan argumen hari akhir yang lain bisa diperoleh dalam buku-buku lain.
Tulisan ini kami cukupkan disini semoga argumen diatas dapat menambah
pengetahuan kita dan kekukuhan kita untuk beribadah kepada Allah SWT.
Wallahu
‘alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar