Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

Rabu, 06 Agustus 2014

Argumen adanya Akhirat


Salah satu doktrin utama dalam agama samawi, khususnya agama islam adalah keberadaan alam lain yang menjadi tempat manusia setelah mengalami kematian. Setelah terjadi kiamat manusia akan dibangkitkan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama berada di dunia. Itulah disebut dengan akhirat. Tetapi adakah yang dinamakan alam akhirat itu, banyak pemikir, filsuf, dan para saintis yang tegas menolak asumsi itu. Apalagi kepada mereka yang menggunakan epistemologi semata inderawi atau empiris. Karena menurut kaum empiristis yang mensyaratkan sebuah ilmu melalui observasi, maka hal-hal yang tidak dapat di observasi akan di masukan dalam kategori khayal atau tidak ada (nothing). Demikian pula dengan ide-ide semacam hari akhir, banyak ilmuwan yang mengikari ini karena tidak dapat di observasi. 

Sedangkan oleh pemikir, teolog, dan filsuf muslim, ketika mendengar keberatan-keberatan atau sanggahan-sanggahan yang diajukan oleh pemikir empiris tersebut juga tidak tinggal diam, mereka para filsuf dan teolog muslim membangun argumentasi rasional yang kukuh, dengan aksioma-aksioma yang rasional untuk mendukung dokrin hari akhir.

Para filsuf muslim, dalam memberikan dalil atau argumen, sebelumnya terlebih dahulu membaginya dalam tiga bentuk argumen, sesuai dengan hakikat wujud dari sebuah subyek pembahasan. Ketiga argumen tersebut adalah (1) Argumen empiris, terkhusus hal-hal yang dapat di inderawi. (2) argumen scriptual, berargumen dengan kitab-kitab, semisal kitab Al Quran. (3) argumen rasional, argumen yang menggunakan kaidah-kaidah berpikir rasional logis, membangun aksioma-aksioma dari prinsip-prinsip dasar prima prinsipia dan sebab-akibat (kausalitas).

Terkait subyek pembahasan hari akhir tentu bukan domain dari empirisme karena bukan ujud materi sehingga tidak mungkin dapat di observasi. Begitu pula menggunakan kitab-kitab sebagai bukti adanya hari akhir juga lemah karena doktrin itu berasal dari kitab, olehnya itu tidak elok jika kitab membenarkan dirinya sendiri. Sehingga memberikan bukti akan adanya hari akhir harus melalui metode argumen rasional yaitu dengan kaidah-kaidah rasional.

Salah satu filsuf muslim yang membahas subyek hari akhir adalah Mulla Sadra. Jawadi amuli yang merupakan komentator ulung mulla sadra saat ini mengumpulkan beberapa argumen hari akhir yang diperoleh dari kitab-kitab Mulla sadra. Argumen hari akhir menurut Mulla sadra via Jawadi amuli ada enam argumen rasional. Yaitu sebagai berikut; (1) Argumentasi gerakan dan tujuan, (2) Argumentasi Hikmah, (3) Argumentasi Rahmat, (3) argumentasi hakikat, (4) argumentasi keadilan, (5) argumentasi transendensi ruh, (6) argumentasi kerinduan dan kehidupan abadi.

Berikut kami akan coba membahas satu argumen hari akhir di atas, yaitu argumen keadilan, sebagai berikut; Allah SWT memiliki sifat adil yang menunjukan bahwa Allah SWT tidak akan berbuat zalim. Di alam manusia kita menyaksikan banyak sekali terjadi penindasan, keserahkahan , dan perbuatan jahat lainya. Yang berbuat jahat, serakah, menindas itu kebanyakan belum mendapatkan ganjaran dan balasanya di alam dunia ini, olehnya itu karena adanya sifat adil Allah SWT, menunjukan adanya alam lain dimana keadilan Allah SWT akan terjewantah, dimana semua mahluk akan mendapatkan keadilan dan alam tersebut tiada lain adalah alam akhirat.

Untuk pembahasan argumen hari akhir yang lain bisa diperoleh dalam buku-buku lain. Tulisan ini kami cukupkan disini semoga argumen diatas dapat menambah pengetahuan kita dan kekukuhan kita untuk beribadah kepada Allah SWT.

Wallahu ‘alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar