Bulan Ramadhan adalah bulan yang
sangat suci bagi umat Islam sedunia, dimana pada bulan ramadhan umat Islam akan
menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan dahaga selama sebelum terbit
matahari hingga terbenam matahari.
Menjalankan puasa tentunya tidak
sebatas menahan lapar dan dahaga tetapi hakikatnya adalah menahan seluruh
kecendrungan yang bersifat duniawi dan mengutamakan yang ukhrawi dengan kushyu
lahir dan batin. Olehnya itu pada bulan ramadhan kita diwajibkan untuk dapat
menguasai diri dari pengaruh hawa nafsu dan pengaruh lainya yang dapat
membatalkan puasa kita.Menahan hawa nafsu sekaligus menjaga kualitas spiritual
kita adalah hal yang cukup sulit untuk dilakukan sehingga membutuhkan kesabaran
dan ketabahan dalam menjalaninya.
Dalam menjaga kualitas ibadah puasa
akan lebih kushyu apabila kita melakukan hal-hal positif yang kiranya bernilai
ibadah atau memperkuat penghayatan akan ibadah puasa yang kita jalani. Salah
satunya dengan berkunjung atau ziarah ke tempat-tempat yang memiliki nuansa
spiritual dan membangkitkan ghirah kita untuk beribadah.
Pulau Buton dimana terdapat Benteng
terluas di dunia yang merupakan peninggalan kesultanan Buton yang memiliki banyak artefak kebudayaan Islam
yang cukup indah untuk disaksikan. Buton, negeri para ressi (wali) begitu Mpu Prapanca menyebutnya dalam kitabnya
Negarakertagama juga biasa disebut negeri seribu benteng yang merupakan bagian
dari sejarah kebesaran peradaban Islam di nusantara.
(Salah satu pintu gerbang benteng keraton Buton)
Keindahan benteng keraton Buton dimulai
dari arsitektur benteng yang berbentuk huruf min dengan filosofi sebagai huruf nama depan nabi Muhammad SAW menjadi
bukti begitu pekatnya pengaruh Islam di kesultanan Buton. Di tengah-tengah
benteng terdapat sebuah masjid yang bisa disebut masjid Agung Keraton Buton. Di
dalam masjid agung keraton Buton terdapat lubang yang menjurus kedalam tanah
dan dipercayai oleh masyarakat setempat sebagai pusat bumi atau dalam bahasa
setempat disebut “puseno wuta” yang
artinya secara harfiah adalah pusat tanah.
Selain itu didalam benteng juga
terdapat makam para sultan dan juga terdapat makan raja gowa Sulawesi selatan.
Ditambah letaknya yang strategis, cepat dijangkau karena lokasinya sangat dekat
dengan kota Baubau dan berada diketinggian sehingga menampilkan panorama alam
yang indah disekelilingya.
(Salah satu dinding benteng, tampak Kota Baubau)
Spirit Islam seakan-akan masih
melekat kuat ditiap-tiap sudut-sudut benteng yang tersusun dari batu ini. sembari
berziarah di makam Sultan Murhun (Sultan pertama Kesultanan Buton) yang tepat
berada di tengah-tengah benteng tentunya dapat melahirkan gairah keberislaman
yang kuat.Seakan-akan membuat kita yang hidup dizaman sekarang malu karena kita
belum dapat menorehkan peradaban gemilang bagi Islam.
(Makam Sultan Murhum/Sultan pertama kesultanan Buton)
Berada dibenteng terluas di dunia
yang merupakan peninggalan generasi Islam lampau akan mengetuk kesadaran dan
hati kita terkait apa yang telah kita persembahkan untuk agama ini. Dengan
demikian akan menjadi pemantik bagi kita untuk memperbaiki kualitas diri utamanya
kualitas spiritual kita seperti puasa yang mungkin selama ini cukup terabaikan
oleh hiruk pikuk kehidupan dunia yang melenakan.
Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar