Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

Sabtu, 07 Februari 2015

Agama itu Rokok

(foto : Ilustrasi)

Agama itu Rokok, mungkinkah seperti itu ?, bisa jadi. Rokok bagi sebagian orang adalah sarana untuk menghilangkan stress atau masalah. Paling tidak untuk beberapa detik. Bagi perokok berat, jika kebutuhan merokok tidak terlaksana sungguh sangat menggelisahkan, bagai cacing kepanasan. Padahal pada bungkus atau setiap iklan rokok selalu terpampang peringatan jika merokok menyebabkan kangker dan penyakit ganas lainya. Tetapi iklan yang seperti itu tak juga mengurangi jumlah perokok justru menjadi tantangan tersendiri bagi perokok untuk menikmati batang demi batang rokoknya..

Kembali kepada persoalan agama. Yang pada tulisan ini disamakan dengan rokok. Memangnya rokok juga adalah tuhan ? yang pasti itu tidak mungkin alias mustahil. Lalu dimana korelasinya ?


Karl Marx menyebutkan bahwa agama adalah candu masyarakat. Ibarat candu, agama hanya membius masyarakat untuk waktu yang sementara dengan kenikmatan yang temporer dan menghilangkan kesadaran sesungguhnya sebagai seorang manusia.

Menurut Marx agama adalah candu yang mengaburkan kesadaran kelas dari masyarakat bahwa masyarakat yang seharusnya memperjuangkan hak-hak kelasnya sebagai kaum tertindas atau kaum proletar malah oleh agama di ajarkan agar masyarakat menerima ketertindasan itu sebagai takdir yang telah di tentukan oleh tuhan yang menguasai setiap helaan nafas manusia. Manusia harus bersyukur walaupun penderitaan selalu menemani perjalanan hidupnya. Jika berani menentang takdir berarti pula sama saja dengan menentang tuhan dan konskwensinya adalah dosa dan tempatnya adalah neraka.

Marx menilai bahwa agama adalah rekayasa yang di buat oleh para borjuasi (kaun penindas) untuk meninabobokan masyarakat proletar sehingga bisa di eksploitasi sekehendak hati oleh para borjuasi.

Para kaum borjuis melahirkan banyak konsep keagamaan, seni, ideology dengan berbagai bentuk doktrin untuk merenggut kesadaran manusia. Sehingga manusia menjadi teralienasi dari kemanusiaanya.

(Foto : Karl Marx)
Contohnya, manusia di ajarkan keselamatan di akhirat, kebahagiaan di dunia lain yang tak tergapai dan  tak terbayangkan. Jadi penderitaan di dunia materi ini akan mendapatkan kebahagiaan yang setimpal di akhirat kelak. Tetapi dengan catatan bahwa manusia tersebut harus menanggung dan menerima penderitaan dengan sabar dan tabah.

Konsep seperti menurut Marx adalah seperti candu yang membuat masyarakat terbuai. Sehingga tidak lagi peka terhadap realitas sosialnya yang begitu mengekang dan mengeksploitasnya.

Walaupun teori Marx tentang agama ini sudah usang tetapi pada beberapa bagian masih memiliki relevansi dengan beberapa konsep keberagamaan yang di anut oleh sebagian masyarakat serta dalam hubunganya dengan realitas social . Ada sebagian atau sekelompok masyarakat hanya menjadikan agama sebagai candu. Dengan dalih demi kepentingan akhirat yang lebih afdal masyarakat tersebut lupa akan berbagai bentuk ketidakadilan yang melingkupinya. Melihat kemiskinan semata-mata hanya dari kacamata agama yang berarti itu adalah ujian. Melupakan sisi lain yakni kemiskinan tersebut akibat ketimpangan system. Kemunafikan penguasa. Korupnya para pemimpin. Bahkan beberapa agama  melihat pemimpin bagaikan perpanjangan tangan tuhan dalam mengelola umat. Apalagi para agamawan pandir sudah berdiri di samping penguasa dengan berbagai hujjah yang menguatkan sekaligus memuakan.

Tak jarang memang agama itu seperti candu. Dimana candu ada dalam rokok. Maka agama bisa jadi adalah rokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar