(Foto : Hachiko dan Dr. Ishabura) |
Salah
satu kisah yang paling menarik mengenai hubungan hewan dengan manusia adalah
kisah mengenai seekor anjing yang bernama hachi. Kisah hachi telah di Filmkan
oleh rumah produksi Hollywood Stage
6 Films dan Inferno production. Film ini di bintangi oleh Richard Gere, Joan
Allen dan sarah roemer.
Hachiko
adalah seekor anjing yang lahir di odate jepang pada tahun 1923. Tuanya adalah
Dr. Isabura Ueno, Profesor di Universitas Tokyo yang meninggal mei 1925. Hachi
dating dan duduk di stasium shibuya setiap harinya selama Sembilan tahun untuk
menunggu tuanya yang telah meninggal dunia. Suatu peristiwa yang didak mampu di
ketahui dan di pahaminya sebagai seekor anjing. Hal itu telah biasa di lakukan
hachi saat Dr. Isabura masih hidup. Ketika Dr. Isabura masih hidup Hachi selalu
menunggunya dengan setia dengan duduk di sebuah taman depan pintu masuk
stasiun. Pintu yang selalu di lalui oleh Dr. Isabura saat pergi dan pulang
mengajar. Pada saat itu tanpa di duga Dr. isabura meninggal dunia dalam ruangan
mengajarnya saat membawakan materi kuliah. Dr. Isabura mengalami pendarahan otak fatal.
Hachi
yang sudah terbiasa setiap hari mengantar dan menjemput tuanya di Stasiun kereta
api Shibuya, membuatnya terus menunggu setiap hari selama 9 tahun lamanya.
Dengan harapan mendapati tuanya kembali memeluknya. Tetapi karena waktu tak
mungkin di putar kembali dan tuanya telah tiada untuk selama-lamanya,
Penungguan hachi pun tak kunjung selesai hingga Hachi menua dan meninggal di
tempat penungguannya. penungguan Hachi saat itu menarik perhatian masyarakat
sekitar. Bahkan kisah hachi tersebut sempat di muat di salah satu media. membuat
Hachi menjadi terkenal bukan saja masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat
lain yang rela mengirimkan uang untuk biaya makan dan perawatan hachi selama
dalam penungguan panjangnya.
Hachi
sesungguhnya sudah di wariskan kepada anak perempuan Dr. Isabura yang baru saja
memberikannya cucu. Akan tetapi hachi
lebih senang pergi dari tuan barunya itu dan memilih tinggal di bawah gerbong
kereta api yang telah rusak.
Setiap
hari hachi selalu pergi di depan pintu stasiun untuk menunggu tuanya. Karena tinggal
berdekatan dengan rel kereta api maka setiap ada kereta yang datang ia akan
selalu kembali berlari dan kembali menunggu. Mengira itulah kereta yang akan
membawa tuanya kembali pulang. Tanpa lelah hachi duduk di taman di hadapan
stasiun dengan mata selalu memandangi orang-orang yang keluar masuk stasiun.
Walaupun musim hujan dan salju hachi selalu tetap menunggu dan menunggu. Hingga
Sembilan tahun lamanya dan ia mati di tempat penungguanya.
(Foto : hachiko) |
Kisah
ini walaupun hanya kisah tentang seeekor anjing acika namun cukup memilukan.
Kesetiaan dan kasih sayang yang di tunjukan oleh hachi mengetuk ruang iba bagi
yang mendengarnya.
Hachi
boleh jadi hanya seekor anjing yang memiliki kesadaran yang sederhana sebatas
kesadaran hewaniah. Tetapi kesetiaannya menunggu hingga waktu Sembilan tahun
lamanya adalah sisi lain yang dapat menjadi pelajaran bagi seluruh mahluk di
alam semesta ini.
Kesetiaan
di zaman modern sudah menjadi barang usang. Yang hanya di miliki oleh
segelintir pribadi saja. Pengkhianatan menjadi sesuatu yang lazim. pemerintah
selalu tampil mengelabui rakyat. Perselingkuhan menjadi trend dalam menjalin
hubungan. Bukankah ada satu pepatah yang mengatakan ambilah kebenaran walau
berasal dari mulut buaya. Demikian pula kisa hachi ini bisa menjadi pelajaran
penting bagi yang menginginkanya.
Dalam
literature Tassawuf (irfan) kita mengenal teori pembagian
kosmos (alam) menjadi dua yaitu makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos adalah
alam di luar manusia yang secara kuantitas lebih besar dari manusia. Sedangkan
mikrokosmos adalah manusia itu sendiri yang secara kualitas lebih tinggi dari
selainya. Beberapa ahli irfan seperti Ibn Arabi menyebut manusia sebagai Kawn
Jami’ atau ciptaan yang memiliki kesempurnaan seluruh unsur. Walaupun ini masih
sebatas potensialitas semata. Tetapi dapat di kembangkan lebih jauh melampaui
seluruh makhluk lainya.
Begitu
pula kesetiaan yang di miliki hachi. Jauh dalam wujud potensialitas manusia.
Manusia memiliki berkali-kali lipat dari kesetiaan yang dimiliki oleh hachi.
Tetapi yang namanya potensi tentunya masih perlu di aktualisasikan. Jika hachi
menunggu selama 9 tahun karena ia adalah seekor anjing . Minimal manusia bisa
belajar sedikit saja. Agar tangisan dan kesedihan serta amarah yang di
akibatkan pengkhiatan, kemunafikan, perselingkuhan dan berbagai tragedy lain
yang di akibatkan tiadanya sifat setia antara sesama manusia bisa tereliminir
dalam kehidupan kita sehari-hari.
(Foto : Patung Hachiko di satasiun Shibuya) |
Sekali
lagi hachi hanya seekor anjing acika jepang. Tetapi kesetiaanya telah menggugah
setiap pemilik hati memiliki cinta dan kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar