Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

Jumat, 06 Februari 2015

Kesetiaan Hachiko

(Foto : Hachiko dan Dr. Ishabura)
Salah satu kisah yang paling menarik mengenai hubungan hewan dengan manusia adalah kisah mengenai seekor anjing yang bernama hachi. Kisah hachi telah di Filmkan oleh rumah produksi Hollywood Stage 6 Films dan Inferno production. Film ini di bintangi oleh Richard Gere, Joan Allen dan sarah roemer.



Hachiko adalah seekor anjing yang lahir di odate jepang pada tahun 1923. Tuanya adalah Dr. Isabura Ueno, Profesor di Universitas Tokyo yang meninggal mei 1925. Hachi dating dan duduk di stasium shibuya setiap harinya selama Sembilan tahun untuk menunggu tuanya yang telah meninggal dunia. Suatu peristiwa yang didak mampu di ketahui dan di pahaminya sebagai seekor anjing. Hal itu telah biasa di lakukan hachi saat Dr. Isabura masih hidup. Ketika Dr. Isabura masih hidup Hachi selalu menunggunya dengan setia dengan duduk di sebuah taman depan pintu masuk stasiun. Pintu yang selalu di lalui oleh Dr. Isabura saat pergi dan pulang mengajar. Pada saat itu tanpa di duga Dr. isabura meninggal dunia dalam ruangan mengajarnya saat membawakan materi kuliah. Dr. Isabura mengalami pendarahan otak fatal.

Hachi yang sudah terbiasa setiap hari mengantar dan menjemput tuanya di Stasiun kereta api Shibuya, membuatnya terus menunggu setiap hari selama 9 tahun lamanya. Dengan harapan mendapati tuanya kembali memeluknya. Tetapi karena waktu tak mungkin di putar kembali dan tuanya telah tiada untuk selama-lamanya, Penungguan hachi pun tak kunjung selesai hingga Hachi menua dan meninggal di tempat penungguannya. penungguan Hachi saat itu menarik perhatian masyarakat sekitar. Bahkan kisah hachi tersebut sempat di muat di salah satu media. membuat Hachi menjadi terkenal bukan saja masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat lain yang rela mengirimkan uang untuk biaya makan dan perawatan hachi selama dalam penungguan panjangnya.

Hachi sesungguhnya sudah di wariskan kepada anak perempuan Dr. Isabura yang baru saja  memberikannya cucu. Akan tetapi hachi lebih senang pergi dari tuan barunya itu dan memilih tinggal di bawah gerbong kereta api yang telah rusak.

Setiap hari hachi selalu pergi di depan pintu stasiun untuk menunggu tuanya. Karena tinggal berdekatan dengan rel kereta api maka setiap ada kereta yang datang ia akan selalu kembali berlari dan kembali menunggu. Mengira itulah kereta yang akan membawa tuanya kembali pulang. Tanpa lelah hachi duduk di taman di hadapan stasiun dengan mata selalu memandangi orang-orang yang keluar masuk stasiun. Walaupun musim hujan dan salju hachi selalu tetap menunggu dan menunggu. Hingga Sembilan tahun lamanya dan ia mati di tempat penungguanya.

(Foto : hachiko)

Kisah ini walaupun hanya kisah tentang seeekor anjing acika namun cukup memilukan. Kesetiaan dan kasih sayang yang di tunjukan oleh hachi mengetuk ruang iba bagi yang mendengarnya.

Hachi boleh jadi hanya seekor anjing yang memiliki kesadaran yang sederhana sebatas kesadaran hewaniah. Tetapi kesetiaannya menunggu hingga waktu Sembilan tahun lamanya adalah sisi lain yang dapat menjadi pelajaran bagi seluruh mahluk di alam semesta ini.

Kesetiaan di zaman modern sudah menjadi barang usang. Yang hanya di miliki oleh segelintir pribadi saja. Pengkhianatan menjadi sesuatu yang lazim. pemerintah selalu tampil mengelabui rakyat. Perselingkuhan menjadi trend dalam menjalin hubungan. Bukankah ada satu pepatah yang mengatakan ambilah kebenaran walau berasal dari mulut buaya. Demikian pula kisa hachi ini bisa menjadi pelajaran penting bagi yang menginginkanya.

Dalam literature Tassawuf  (irfan) kita mengenal teori pembagian kosmos (alam) menjadi dua yaitu makrokosmos dan mikrokosmos. Makrokosmos adalah alam di luar manusia yang secara kuantitas lebih besar dari manusia. Sedangkan mikrokosmos adalah manusia itu sendiri yang secara kualitas lebih tinggi dari selainya. Beberapa ahli irfan seperti Ibn Arabi menyebut manusia sebagai Kawn Jami’ atau ciptaan yang memiliki kesempurnaan seluruh unsur. Walaupun ini masih sebatas potensialitas semata. Tetapi dapat di kembangkan lebih jauh melampaui seluruh makhluk lainya.

Begitu pula kesetiaan yang di miliki hachi. Jauh dalam wujud potensialitas manusia. Manusia memiliki berkali-kali lipat dari kesetiaan yang dimiliki oleh hachi. Tetapi yang namanya potensi tentunya masih perlu di aktualisasikan. Jika hachi menunggu selama 9 tahun karena ia adalah seekor anjing . Minimal manusia bisa belajar sedikit saja. Agar tangisan dan kesedihan serta amarah yang di akibatkan pengkhiatan, kemunafikan, perselingkuhan dan berbagai tragedy lain yang di akibatkan tiadanya sifat setia antara sesama manusia bisa tereliminir dalam kehidupan kita sehari-hari.

(Foto : Patung Hachiko di satasiun Shibuya)
Sekali lagi hachi hanya seekor anjing acika jepang. Tetapi kesetiaanya telah menggugah setiap pemilik hati memiliki cinta dan kasih sayang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar