Imam
Khomeini, arsitek sekaligus penarik gerbong revolusi Islam iran. Di kala eropa
tengah bertahta pemikiran Karl Marx bahwa agama adalah candu. Maka Imam
Khomeini meruntuhkan teori murahan itu dengan menggerakan revolusinya dengan
semangat Islam. Dan ini adalah satu-satunya revolusi yang berlandaskan agama di
zaman modern.
Imam
Khomeini pernah membuat risau para liberalis materialistic, para sekularis
ateistik, dengan fatwa dan sayembaranya mengenai hukuman mati untuk Salman
Rusdi, penulis novel ayat-ayat setan, novel yang menghina Rasulullah SAW.
Bagaimana
pemuda dalam pandangan Imam Khomeini ?. imam Khomeini mengatakan bahwa usia
muda adalah nikmat. “kalian sekarang, dengan nikmat yang ada, pada kalian ada
nikmat kepemudaan, maka ketahuilah kadarnya, dan jangan sia-sia kan nikmat ini.
Nasehat
imam Khomeini begitu terasa relevan pada saat ini. Ketika pemuda hanya menjadi
benalu peradaban, pola pikirnya terdistorsi oleh nilai materialisme yang di
usung oleh peradaban kapitalisme dan ikut terpola oleh desain para cukong
kapitalis agar pemuda hanya menjadi konsumen pemikiran kotor yang lemah. Tak
ayal, pemuda telah menjadi pasar bagi para kapitalis.
Di
kesempatan lain imam Khomeini mengatakan “mereka (pemuda) adalah modal dan
logistic ilahiyah yang besar, bunga yang semerbak wangi dan potensi dunia
islam”. Ban beliau mengingatkan “persiapkanlah diri kalian untuk perjuangan
besar secara ilmiah dan amaliah sehingga dapat mencapai tujuan revolusi islam
yang tinggi”.
Pemuda
bukan saja potensi untuk mencapai peradaban duniawi tetapi juga ukhrawi. Disisi
lain, menuntut ilmu di segala bidang dan berkontribusi serta terlibat dalam
membangun bangsa dan Negara dengan semangat idealisme yang tinggi adalah sikap
pemuda yang semestinya.
Imam
Khomeini mengajak pemuda meningkatkan kapasitas intelektual untuk menjadi
benteng peradaban islam yang hakiki yang berani melawan penjajah asing yang
bertolak belakang dengan nilai luhur Islam dan kemanusian dengan memanfaatkan
segala potensi dan berbagai fasilitas atau sarana baik tulisan, syair, buku
atau apapun yang dapat meningkatkan intelektual masyarakat dan tak boleh lalai
dalam kewajiban ini.
Ketika
pemuda masa kini cenderung mengabaikan agama, menganggap agama hanya barang
usang warisan kaum tua, ketika umat islam terpecah belah dan menjadi alas kaki
peradaban barat yang angkuh, sang imam
mengatakan , “ketika masa muda masa muda berjalan, janganlah berpikir bahwa kalian akan meninggalkan ibadah dan kemudian
mendapatkanya di akhir umur, di akhir umur orang tidak dapat beribadah, tidak
juga memiliki kemampuan berpikir yang kuat untuk menangkap suatu hal.
Ketika
dunia saat ini tampak beragam parade ketidakadilan yang merupakan buah dari
kepeminpinan pandir, yang mempertontonkan drama penindasan yang seolah
rasional. Dimana akhirnya selalu saja dapat di tebak yaitu kesenjangan atau
jurang si kaya dan simiskin semakin menganga, sang Imam mengatakan dengan tegas
“wahai pemuda yang kumuliakan, bawalah Al Quran di satu tangan dan senjata di
tangan yang lain, pertahankan kemuliaan dan harga diri kalian sehingga mereka
tidak akan berpikir lagi untuk dapat menguasai kalian. Bersikap kasih sayanglah
terhadap saudaramu, jangan sia-sia kan pengorbanan mereka padamu. Pahami apa
yang ada di dunia sekarang ini yaitu dunia mustadh’afin (ketertindasan), dengan
cepat dan segera mereka akan menang, mereka adalah pewaris dunia dan memerintah
dengan perintah Allah”.
Islam,
ilmu dan Amal merupakan trilogy perjuangan beliau. Walaupun beliau ulama tetapi
Imam Khomeini tidak pernah membatasi perjuanganya hanya dengan berdiri di atas
mimbar tetapi hadir di tengah masyarakat dan menggerakan masyarakat menjemput
perubahan. Ini bisa menjadi autokritik bagi banyak penganjur agama saat ini
yang hanya membatasi diri pada ruang perbaikan iman saja dan luput dari masalah
social kongkrit yang di hadapi masyarakat sehingga menyebabkan agama seolah
menjadi pelarian untuk menenangkan diri dari carut marut masalah social disisi
lain membuat agama kurang bergairah untuk di nikmati.
*disarikan dari majalah MITSAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar